Tuesday, April 10, 2018

Jelajah Padang dalam Setengah Hari



Kegiatan workshop kepenulisan proposal yang diberikan khusus untuk mahasiswa Pendidikan Matematika (PMT) angkatan 2014 UIN Suska Riau pada tahun 2017 dilaksanakan  di Sumatera Barat ( Sumbat) tepatnya di Universitas Negeri Padang (UNP).

Tiga hari di dalam kelas, hanya beristirahat saat jam istirahat dan istirahat malam tentu saja membuat kami merasa jenuh dan bosan, untung saja di hari terakhir ada waktu jalan-jalan, tepatnya sekitar jam setengah empat sore. Peserta workshop diperbolehkan memilih antara jalan-jalan sendiri atau bergabung dengan rombongan workshop.

Aku salah satu orang yang memilih berpisah dari rombongan, bersama dua orang teman mahasiswa Padang yang ku kenal ketika Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) di Lampung, Uda Revo dari UIN Imam Bonjol dan Uda Jimi dari UNP. Aku memanggilnya uda karena mereka orang minang. Aku dibawa berkeliling Padang dan tentu saja mendapatkan bonus lebih daripada ikut rombongan.

Pantai Padang


Pantai Padang atau pantai yang lebih dikenal dengan nama Tapi Lauik (TapLau) ini selain letaknya di pinggir jalan juga menawarkan pemandangan yang mempesona. Sekadar bersantai di bebatuan ataupun berjalan menyusuri tepi pantai di atas pasirnya. Di sini aku bertemu dengan rombongan workshop dan bergabung sejenak hingga matahari tenggelam.

Jembatan Siti Nurbaya


Mendengar namanya saja pasti mengingatkan kita tentang kisah cinta tragis Siti Nurbaya dan Samsul Bahri serta Datuk Maringgih yang melegenda. Usai shalat magrib aku diajak Uda Revo dan Uda Jimi menikmati jagung bakar di atas Jembatan Siti Nurbaya, bukan di tengahnya tentu saja di pinggir. Menikmati pemandangan malam, kapal-kapal yang berjejer di bawahh jembatan, serta bukit yang dipenuhi lampu-lampu penduduk yang tinggal di sana.



Kelenteng See Hin Kiong


Tak jauh dari Jembatan Siti Nurbaya aku diajak berkeliling ke Kampung Cina, di sana terdapat kelenteng yang cukup menarik perhatian. Bentuknya yang artistik dipadu denganwarna merah, tak lupa kami berfoto sejenak mengabadikan memori reuni teman lama.

Jimi, Nafi, Revo


Masjid Raya Padang


Setelah makan malam, kami pergi menuju Masjid Raya Sumatera Barat, masjid ini sangat unik dan benar-benar kental nuansa minangnya. Jika biasanya bentuk masjid selalu berkubah, masjid ini justru bertanduk yang merupakan ciri khas minang. Di sini aku bertemu dengan teman se kampong, Yose namanya, tetanggaku sekaligus temanku.



Akhirnya aku kembali ke penginapan yang berada di kawasan UNP lewat dari jam 11 malam. Menyenangkan bertemu dengan teman lama, menjelajahi kota mereka meski dalam waktu yang cukup singkat.

Terimakasih untuk Uda Revo dan Uda Jimi yang rela meluangkan waktunya mengajakku jalan-jalan, ditraktir makan nasi, makan jagung bakar, dan dibeliin jajan pulang sama Uda Jimi. Kapan-kapan kalau ke Pekanbaru aku ajak jalan-jalan juga deh.




Nah buat teman-teman yang tidak punya banyak waktu ketika berkunjung ke Padang, barangkali boleh dicoba nih tempat-tempat tersebut, letaknya tidak berjauhan dan pemandangannya menakjubkan.

23 Februari 2017

Previous Post
Next Post

4 comments:

  1. Makan jagung bakar di pinggir ,bukan di tengah ...
    Ha-ha-ha


    Trip singkat .. kalo itu jembatan siti Nurbaya ? Jembatan Datuk maringgi nya mana :p

    ReplyDelete
  2. klo di tengah bahaya hahaha

    jembatan datuk maringginya dihancurkan sama samsul bahri

    ReplyDelete
  3. Pernah ke Padang saat masih SD, belum ngerti blog, fotografi dan lain2 hahahahaha.......sepertinya harus diulang biar maksimal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, masukkan Padang di list perjalanannya mas, biar maksimal wkwkwk

      Delete