Saturday, October 8, 2022

Wisata Jawa Tengah: NIkmati Keindahan VIP Camp Bukit Sekipan Tawangmangu

 

VIP Camp Bukit Sekipan

Para pembaca setia blog ku  pasti tahu, jika salah satu hobiku adalah traveling dan kemudian menuliskannya menjadi sebuah cerita perjalanan, hingga akhirnya bisa dibaca oleh  semua orang yang mau.

Di tulisan kali ini, aku ingin bercerita tentang sekelumit kisah perjalananku  di Jawa Tengah, yaitu di Kecamatan  Tawangmangu, sebuah wilayah yang berada di lereng Gunung Lawu dan terkenal akan keindahannya.

Awalnya aku mengira Tawangmangu adalah sebuah destinasi wisata, yang hanya berlokasi fokus di satu tempat khusus bernama Tawangmangu. Dalam pikiranku seperti Puncak Lawang, yaitu satu destinasi dengan beragam fasilitas dan wahana yang menyenangkan.

Ternyata tidak, ada banyak tempat yang dapat dikunjungi di Tawangmangu. Memang, Tawangmangu merupakan sebuah kecamatan, tapi di kecamatan ini ada beragam lokasi wisata hadir dengan keindahan dan fasilitas yang berbeda.

Di suatu akhir pekan, tepatnya hari Ahad aku sedang berjalan kaki menyusuri area Car Free Day (CFD) di Solo. Tiba-tiba temanku Mbak Fita menyeletuk, betapa menyenangkannya akhir pekan jika jalan-jalan.

Mba Fita pun mengajakku untuk mengunjungi Tawangmangu yang lebih familiar disebut  TW. Aku  yang belum lama berada di Jawa Tengah dan penasaran dengan destinasi-destinasi wisata di Jawa Tengah pun mengaminkan. Kami pun pergi menuju Tawangmangu dari  Solo.

Bermodalkan aplikasi Map, kami meninggalkan Solo menuju Kabupaten Karanganyar. Pemandangan alam berupa sawah dan hutan menghiasi perjalanan kami.

Semilir angin sejuk menandakan kami sudah berada tak jauh dari tujuan, jalanan semakin menanjak dan membuat sepeda motor Beat kami sedikit mengerang ketika melewati tanjakan.

Gerimis hujan perlahan-lahan mulai turun, tepat ketika kami sampai di Tawangmangu. Meskipun sudah sampai, kami belum menentukan wisata apa yang akan kami kunjungi.

Akhir pekan menjadi waktu para pekerja dari berbagai latar belakang untuk healing. Tawangmangu pun menjadi salah satu tujuan pilihan. Tentu saja, macet menjadi hal biasa di lokasi wisata di waktu-waktu tersebut.

Sempat dag dig dug, saat kami melintasi tanjakan di tengah kemancetan, tiba-tiba deru sepeda motor beat kami mendadak berhenti. Berulang-ulang mencoba men-stater tapi tak kunjung menyala.

Untung saja, dalam percobaan ke sekitan kalinya, starter kembali menyala di tengah gerimis yang menjadi hujan.

Sedikit saran bagi yang ingin berkunjung ke Tawangmangu untuk menyediakan jas hujan atau mantel sebelum berangkat. Bisa juga mengecek ramalan cuaca di Tawangmangu sebelum pergi, khususnya yang  menggunakan sepeda motor seperti kami agar saat kehujanan tidak perlu panik mencari tempat berteduh.

Saat berangkat dari Solo cuaca sangat terik, tidak ada tanda-tanda hujan akan turun, tetapi di ketika sampai di Tawangmangu, cuaca tiba-tiba saja berubah menjadi hujan yang dingin.

VIP Camp Bukit Sekipan

VIP Camp Bukit Sekipan

Mba Fita mengajakku menyusuri Map dengan tujuan VIP Camp Bukit Sekipan, Tawangmangu.

Saat kami sampai, tepat 10 meter dari parkiran, motor kembali mati dan tidak bisah menyala kembali. Kami memutuskan untuk parkir terlebih dahulu, lalu menikmati semangkok mi rebus telur. Sangat nikmat, terlebih dinikmati saat hujan.

Aku tidak tahu apakah di VIP Camp Bukit Sekipan dikenakan biaya masuk atau tidak. Pasalnya, saat kami sampai  ke sana tidak ada biaya masuk sama sekali, entah karena hujan, atau memang sebenarnya tidak ada.

Hamparan pohon pinus yang menjulang di tengah-tengah hutan memanjakan mata, jalanan beton lurus menuju ke atas yang entah kemana. Beberapa tenda berwarna-warni tapi didominasi oleh warna kuning dan oranye tampak di beberapa titik.

Saat hujan reda, kami mulai berjalan berkeliling untuk melihat ada apa saja di VIP Camp Bukit Sekipan.

Selain pohon pinus, terdapat  rumah-rumah kayu minimalis di antara pohon-pohon pinus. Pikirku, itu seperti kamar yang dibuat rumah. Di sekitarnya ada sungai kecil yang mengalirkan air dari atas ke bawah, dibuatkan sebuah kolam sehingga anak-anak yang tadinya bermain hujan bisa mandi berenang di sana.

Bunga-bunga terompet berukuran sebesar telapak tangan orang dewasa juga tumbuh di berbagai titik di VIP Camp Bukit Sekipan. Aku belum pernah melihat bungan terompet sebesar itu sebelumnya, berfoto di tempat ini sedikit membuatku teringat di film Alice in Wonderland. Tentu berlebihan jika aku mengatakan ini sama persis.

Kami pun berkeliling, suasana setelah hujan di tengah hutan pinus menghadirkan perasaan aneh yang tak menentu, antara sedih, sendu, dan rindu.

Meskipun usai diguyur hujan, tak lantas membuat tanah menjadi becek, bahkan aku bisa menjaga sepatuku  yang berwarna putih tetap bersih walaupun sudah berjalan ke sana  ke mari.

Ada beberapa jembatan kayu yang dibuat sedemikian rupa, beberapa di antaranya kurasa tak perlu karena melangkah pun bisa sampai ke seberang, tetapi hadirnya jembatan kayu membuat semakin estetik VIP Camp Bukit Sekipan ini.

Ada banyak spot yang bisa dipilih untuk berkemah, juga bisa bersantai-santai di gazebo-gazebo yang disediakan. Tak perlu risau akan toilet, pengelola sudah menyediakannya kawan.

Sempat aku mengobrol dengan seorang pengunjung di VIP Camp Bukit Sekipan yang barus aja turun  dari titian kayu panjang yang mengarah ke atas tebing yang tertutup pepohonan hijau. Ia mengatakan, jika aku  lebih baik tak usah ke jembatan kayu itu, karena beberapa sudah lapuk.

Bukit Sekipan

Saat melihat-lihat  tenda-tenda di sini, aku ingin suatu saat nanti bisa camping bersama teman-teman di VIP Camp Bukit Sekipan, memasak mi instan di dalam tenda  dengan air yang berasal dari mata air sekitar, serta mendengarkan musik dari speaker kecil, lalu bercerita tentang kebodohan di masa lalu, hingga berbincang tentang negara tercinta ini.

Kutanya-tanya, jika membawa sendiri tenda maka tak perlu membayar, tapi jika menyewa cukup membayar Rp80 ribu per tenda sudah bisa menikmati tenda selama 24 jam ke depan.

Namun, saat itu kami hanya berfoto-foto dan berkeliling, menikmati akhir pekan dengan sedikit healing, sebelum akhirnya  kembali ke Solo berkutat dengan tugas-tugas kuliah.

Bukit Sekipan

Satu lagi, untung saja setelah men-starter sepeda motor beberapa kali, bisa kembali menyala dan aman sampai pulang.

Jangan lupa kenakan jaket atau sweater di Tawangmangu, karena di sini cukup dingin, khususnya bagi aku yang tidak terbiasa dengan cuaca dingin.

Previous Post
Next Post

0 komentar: