Wednesday, November 21, 2018

Aku, Perjalanan dan Tulisan

   

Menulis adalah hobi, jalan-jalan juga, kalau keduanya digabungkan jadi apa ya? Simsalabim jadi apa prok prok prok.

Nah ngomongin masalah jalan-jalan atau janjalan atau traveling, siapa sih yang tidak suka dengan aktivitas yang menguras tenaga tapi memanjakan pikiran dan mata. Kalau melihat isi blog ku bisa dibilang tulisanku paling banyak berisi tentang perjalanan. Kalau kau tanya tema apa yang paling ku sukai saat ngeblog, jawabannya: Perjalanan a.k.a Traveling

Menulis sesuatu jika dari hati akan terasa menyenangkan terlebih lagi menceritakan kisah traveling atau perjalanan. Menulis yang paling mudah adalah menuliskan sesuatu yang kita alami sendiri, karena kita menulis sambil mengingat pemandangan, aroma dan suasana yang tanpa sadar membawa diri kembali menjelajah waktu.

Entah mengapa ketika aku mulai menulis suatu kisah tentang perjalanan, huruf-huruf dari pikiran ku mengalir begitu saja melalui ketikan-ketikan keyboard kemudian menjelma menjadi untaian kalimat-kalimat panjang. Dalam setiap perjalananku rasanya akan sia-sia jika hanya foto tanpa tulisan, bagiku oleh-oleh perjalanan adalah tulisan.

Aku ingin menceritakan semua yang kulihat dan kurasakan di setiap tulisanku, agar semua orang tahu bagaimana hebatnya perjalanan yang telah kutempuh, betapa susahnya medan yang kulalui, hingga keramah-tamahan penduduk nun jauh di sana. Aku ingin menceritakan bagaimana aku bisa sampai di sana, orang seperti apa yang kujumpai dan pengalaman apa saja yang kudapatkan.

Ku beritahu kau sedikit kawan, aku pernah mendaftar menjadi anggota beauty blogger. Semua syarat sudah kupenuhi, dan aku mendapatkan balasan. Apakah itu? Jeng jeng jeng... yap aku ditolak, keesokan harinya admin akun beauty blogger tersebut menambahkan syarat bahwa di blog minimal ada lima postingan terkait beauty. Asal kau tahu kawan, blog ku tak ada satupun berisi tentang beauty, aku ingin menulis dan menjadi bagian dari blogger tersebut, tapi aku hanya menyelesaikan satu dan tak diterima. Kau tahu kenapa kawan? Karena aku tak menulis dengan hati, andai aku punya keinginan dari hati tak hanya lima, 20 pun aku pasti bisa.

Aku di kampus juga mengisi majalah mahasiswa dan sangat rajin menulis rubrik perjalanan, sampai teman-temanku melarangku untuk mengisi rubrik tersebut, katanya gantian yang lain. Kalau disuruh menulis tentang perjalanan aku pasti langsung mengacungkan tangan, apalagi jika biaya perjalanannya gratis hahaha.

Dunia ini sangat luas, rasanya waktu 24 jam tak cukup untuk menjelajah satu tempat, aku ingin mengajak sahabatku, keluargaku dan semuannya untuk melangkahkan kaki keluar dan melihat dunia tak hanya dari layar kaca. 

Jika fotografer mengabadikan perjalanan dengan kamera, maka penulis akan mengabadikan perjalanannya melalui kamera dan tulisan. Dengan tulisan kau tak akan lupa di mana kau berfoto dengan siapa kau pergi, siapa yang kau temui serta siapa yang dengan baik hati memetik gambarmu.
Menolak lupa, bagaimana mungkin aku melupakan suatu kisah di suatu hari yang jauh dari rumahku yang nyaman, tidur di malam bertabur bintang, bercengkrama dengan sahabat, membakar jagung danbermain Werewolf. Tidak aku tak ingin melupakannya, tapi aku tak bisa menjanjikannya karena lupa adalah manusiawi, setidaknya aku menulis agar untuk mengikat mereka dalam kenangan yang tak akan hilang.

Perjalanan adalah hobi, menulis adalah hobi, jika kedua hal tersebut disandingkan, bukannya akan menjadi hal luar biasa menyenangkan. Aku ingin menjadi penulis kisah perjalanan, meski sulit aku harus berusaha. Bekerja sesuai hobi adalah salah satu mimpiku. Aku memimpikan suatu hari dimana aku berharap hari itu tak segera berakhir dan berharap agar hari esok segera datang.


Previous Post
Next Post

0 komentar: