Tuesday, January 22, 2019

Menginap Semalam di Bandara Ahmad Yani Semarang


Tiket pesawatku di Semarang, sementara lokasiku saat itu di Kabupaten Ponorogo
Jawa Timur. Jauh sekali ya? Awalnya aku mengunjungi nenekku di Ngawi kemudian bersilaturrahmi juga di Ponorogo ke tempat Bu Lek (bibi) di sana.

Di Ponorogo tidak ada stasiun kereta api, sehingga harus bertolak ke Madiun terlebih dahulu. Sekitar satu jam perjalanan dari Ponorogo ke Stasiun Madiun.

Untuk sampai di Semarang menggunakan kereta api, butuh waktu sekitar empat jam lebih. Aku berangkat sekitar pukul enam sore diantar kakakku Asna. Tak hanya diantar sampai stasiun, tapi juga sampai bandara.

Tiba di Stasiun Tawang Semarang malam pukul 10 lewat. Sebelumnya aku sudah janjian dengan temanku dari Bandung untuk bertemu di Stasiun. Tetapi karena dia datang dua jam lebih awal ia memutuskan untuk langsung bertolak ke Bandara Ahmad Yani.

Awalnya aku menyarankan untuk menginap di stasiun dan berangkat ke bandara keesokan paginya. Tapi Nurul mengatakan jika di bandara lebih aman dibandingkan di stasiun. Maklumlah kawan, demi menghemat budget, menggelandang semalam tak masalah bukan. Aku sempat ragu apakah boleh menginap di Bandara Ahmad Yani. Tapi Nurul meyakinkanku jika bandara internasional sudah pasti mengizinkan traveler untuk menginap di sana.

Alhasil aku dan kakakku langsung memesan grab car menuju bandara. Kami sempat dikira penumpang gelap oleh supir ojek online (ojol), karena tujuan kami ke bandara saat sudah larut malam. “Mbak ini saya kiraain penumpang gelap yang sering nipu gitu lo, ngapain malam-malam ke bandara mbak?” katanya. Kami hanya tertawa mendengarkannya.

Sampai di bandara sudah sepi, Bandara Ahmad Yani ini bandara yang baru dibuka. Aku langsung mengambil troli untuk memudahkanku membawa koper dan tas ranselku. Sampai di dalam aku melihat Nurul tengah bercengkerama dengan seorang wanita paruh baya.

Setelah mengobrol berbasa-basi ria, aku membuka bekal yang dibawakan bu lek ku dari Ponorogo. Kami makan di situ karena perut sudah berdemonstrasi meminta diturunkan makanan.

Hari sudah malam, ada banyak kursi panjang yang kosong. Aku memilih tempat yang paling nyaman di dekat televisi. Sambil nonton pikirku. Di Bandara Ahmad Yani juga tersedia wifi gratis tanpa password. Ada banyak colokan untuk mengisi batera gawai. Tapi jangan sampai meninggalkannya di tempat pengisi daya tanpa pengawasan. Nanti bisa hilang.

Saat tidur juga, awasi barang-barangmu. Letakkan barang berharga di satu tas, kalau bisa pakai sebagai bantal untuk tidur. Karena kita tidak tahu kadang orang berbuat jahat karena adanya kesempatan.

Meski aku tidak ada ditegur oleh petugas bandara, tapi jangan lupa siaga tanda pengenal dan tiket pesawat jika nanti sewaktu-waktu ditanya oleh petugas.

Aku tidak bisa tidur nyenyak ketika di bandara. Kursi panjang memang nyaman, tapi AC menyala 24 jam sehingga sangat dingin di dalam ruangan, apa lagi aku tidak memakai jaket. Untung saja aku memakai kaus kaki.

Tidak banyak yang menginap di bandara kala itu, hanya beberapa orang saja. Sehingga situasi sangat lengang. Itu lah pengalamanku menginap di Bandara Ahmad Yani Semarang. Sebenarnya jadwal terbangku pukul 10 pagi, tapi tiba lebih awal tidak masalah bukan? Hahaha.

Sempatkan foto dengan 'Jokowi'di Ahmad Yani

Previous Post
Next Post

0 komentar: