Sunday, January 13, 2019

Sungai Hijau: Sensasi Mandi di Hutan


Pertama kali mendengar kata Sungai Hijau, mungkin kau akan bertanya-tanya apakah sungai berwarna hijau. Ya, ketika dilihat sungai ini memang berwarna kehijauan.

Sungai yang terletak di Bangkinang, Kampar ini menawarkan sensasi berbeda. Khusus bagi kamu yang tinggal di kota, akan sangat terasa perbedaannya ketika mencelupkan kaki di Sungai Hijau. Apalagi jika kau bandingkan dengan kolam renang.

Aku bersama rombongan dari Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Gagasan (Aku, Hanif, Linda, Muthi, Teguh, Bagus, Rahma dan Wiwin), berangkat dari Pekanbaru menuju Bangkinang, pagi pukul 9.30 WIB. Butuh waktu sekitar satu jam untuk mencapai lokasi. Ketika melihat Tugu Batu Belah, kami belok kiri menuju Jalan Lingkar.

Jalan Lingkar adalah jalan jalur dua yang menurutku banyak mengalami kerusakan di salah satu jalurnya. Sesekali kami harus mengambil jalur lainnya karena tidak mungkin untuk melewati jalur yang seharusnya. Mungkin karena longsor dan tanah yang amblas menjadikan salah satu jalur, rawan untuk dilewati.

Untung saja jalur lainnya sangat mulus dan aman, sehingga tidak perlu khawatir akan keadaan jalan menuju Sungai Hijau.

Ada beberapa  tiga tingkatan untuk Sungai Hijau, kami memilih yang puncak tiga. Dengan asumsi, jika di tempat paling atas maka kemungkinan merasakan air bekas pengunjung lainnya semakin sedikit. Kau tau lah kawan, pasti ada manusia yang sengaja pipis di dalam air.

Ketika sampai di lokasi kami membayar Rp. 10 ribu per motor. Melihat pemandangan yang didominasi warna hijau membuatku berpikir Oh, seperti ini Sungai Hijau.

Pohon-pohon berwarna hijau, lumut berwarna hijau di sungai turut memberikan kesan hijau pada air yang mengalir melintasinya. Ada banyak pengunjung, tua, muda, anak-anak bahkan balita. Jika ingin benar-benar menikmati Sungai Hijau, lebih baik jika datang saat bukan hari libur. Saat libur, kau harus rela berbagi dengan yang lain.

Lebar sungai ini kira-kira tiga meter, tentu setiap spot memiliki lebar yang berbeda-beda pula. Aku dan teman-teman memilih spot yang cukup dalam untuk bisa berenang. Kira-kira setinggi pinggang orang dewasa. Sungai Hijau memiliki kedalaman yang ramah untuk anak-anak. Dari 15 cm sampai hampir satu meter. Tergantung kamu memilih spot yang mana.


Mandi di hutan tentu saja berbeda dengan mandi di kolam renang. Jika di kolam renang khawatir akan kandungan kaporit, maka di sini adalah hal yang berbeda. Menyegarkan, tidak perih di mata. Satu yang kusesalkan, karena tidak membawa kacamata renang.

Dengan gilanya, Payung, rekan satu rombonganku, mengeluarkan kacamata hitam bundar andalannya. Berenang dan menyelam. Ketika kupakai kacamata itu, tentu pandanganku sama saja dengan tidak memakai kacamata, hanya lebih gelap.

Ketika kutanyai hal ini, Payung hanya menjawab agar dia tidak silau melihat cogan alias cowok ganteng yang lewat. Memang, beberapa kali kulihat banyak laki-laki bertelanjang dada dan memakai boxer lalu lalang di depan kami. Cukup untuk cuci mata.

Lelah bermain air, kami memesan Popmie untuk mengganjal perut. Ada banyak penjual di sekitar sungai. Minuman, gorengan dan berbagai jenis makanan pengganjal perut lainnya.

Kalau enggan mengeluarkan uang, pengunjung juga bisa membawa dari rumah. Piknik bahasa kerennya. Pasti akan sangat menyenangkan apalagi jika bersama orang-orang tercinta.

Kusarankan kawan, jangan pipis di sungai. Di sini disediakan WC. Selain itu ada juga sewa pelampung dan tikar. Untuk pelampung dikenakan Rp. 5 ribu dan tikar Rp.  10 ribu.

Usai kami makan dengan kenyang, tak lupa kami menceburkan diri lagi ke sungai. Brrrr, panasnya siang itu langsung hilang terkena segarnya air sungai. Beberapa di antara kami tengah asik membuan balance rocks dari batu-batu kecil dari dalam sungai.


Puas bermain air akhirnya kami pulang sekitar pukul tiga sore. Tanpa berganti baju, karena tidak membawa pakaian ganti. Biarlah baju ini kering sendiri di terpa angin dalam perjalanan.

Dari dulu aku ingin pergi ke Sungai Hijau, tapi dengan berbagai alasan teman-temanku menolak untuk kuajak. Salah satunya begini. "Apalah Sungai Hijau tu, tak ada cantiknya do. Biasa aja." Tapi kau tak akan tau kawan, sebelum melihat secara langsung. Kalau kau datang untuk berfoto kau tak akan puas dengan Sungai Hijau. Datanglah untuk melepas lelah dan merasakan segarnya air alias mandi di sini. Kau akan dapatkan lebih dari sekadar pamer di media sosial.

Entah angin apa yang membawa rekan-rekanku untuk datang ke sini. Kata Muthi, ini karena Pimpinan Umum LPM Gagasan, Hanif sedang rindu dengan kenangannya bersama mantannya di tempat ini.

Previous Post
Next Post

38 comments:

  1. gue bukan anak adventure, tapi waktu kecil sering main adventuran jadi yang namanya sungai itu emang bener menyenangkan ! serius..

    ReplyDelete
  2. wah udah lama banget gak mandi di hutan. Dulu sempat kemping di Pangrango, air sungainya jernih banget sampai malah betah main di sungai daripada kempingnya sendiri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kdang klo liat sungai aplagi jernih bwaannya pen nyemplung aja

      Delete
  3. hihihiihi kalau aku gak mentas mentas nih kalau mandi model begini sukkaaakkk

    btw Hanif nya blm move on yeaaahhhh.... hehe

    ReplyDelete
  4. Main di alam seperti ini kalau ngajak anak pasti susah diajak pulang... He3..

    ReplyDelete
  5. Terakhir mandi di bawah air terjun, lompat ke bawah yang airnya jernih di tengah hutan waktu SMA pas jadi pecinta alam. hahah udah lama beut ya.

    ReplyDelete
  6. Pernah ngajak anak2 mandi di sungai. Senang banget. Asal arusnya tenang dan nggak dalam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pas kyak di sungai hijau mbak. Tenang dan gak dalam

      Delete
  7. Jdi inget jaman masih suka naik gunung wktu kuliah. Sungainya airnya tenang enak buat berendem lama hahhha

    ReplyDelete
  8. Sungainya cantik gitu, Mbak. Sayang kalau ditelantarkan, maksudnya gak dikunjungi hehehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syang bgt. Skali dtang sungainya mnta diceburin

      Delete
  9. Serunya. Aku jadi pengen ikutan mandi di hutan juga. :D

    ReplyDelete
  10. Ngebayangin kayanya seru bgt ya bs mandi di hutan yg airnya masih bersih bgt

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iy kk. Kbnykn sungai skrg dh trcemar sma limbah rmh tgga. Jdi org jrg mndi d sungai lgi

      Delete
  11. Seru banget mandi di Sungai, bener-bener menyatu dengan alam lupa deh main gadget yaa hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bner bgt kk. Sya aja klo gk dipotoin pke hp tmn bkl lupa foto2

      Delete
  12. Dari namanya aja bikin penasaran ya. Namanya Sungai Hijau. Semacam nama Laut Merah gituu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kk. Bdanya, kerna airnya bening, dia nampilin warna dri dsar sungainya. Jdi seolah2 warna hijau

      Delete
  13. Nama tempatnya bikin penasaran. Sub judulnya makin bikin penasaran. Trus baca tulisannya, hhhh ... aku kalo ke sana pasti foto foto doang. Takut ada lintahnya. Maklum aku penakut.

    ReplyDelete
  14. Baru dengar ada sungai unik gini di Bangkinang, saya pernah tinggal di Pekanbaru hehehe

    ReplyDelete
  15. Kalau bawa anak-anak bakal susah diajak pulang. Biasanya pada betah main air :)

    ReplyDelete
  16. mau komen...tapi fotonya koq engga tampil. 403 error. Kenapa ya?

    ReplyDelete
  17. Berendam di sungai di tengah hutan memang paling menyenangkan deh. rasanya itu nyess banget di hati dan badan ya.

    ReplyDelete
  18. Motoran 1 jam dengan pakaian basah? nggak masuk angin itu?
    Jadi air yang berwarna kehijuan di Sungai Hijau itu akibat pepohonan yang ada di sekitarnya ya? bukan karena ada lumut di dalamnya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhmdulillah gak msuk angin kok, kering dijalan dia. Klo warnanya karena lumut kak. . (paragraf 8)

      Delete