Aku mengendarai sepeda motor, menuju kandang transit di Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), tempat satwa-satwa dipelihara untuk sementara. Kebanyakan dari mereka adalah satwa yang dilindungi oleh undang-undang tapi dipelihara dan hidup bersama manusia.
Seekor Siamang bergelantungan di sebuah kandang berukuran 1
x 2 meter. Empat ekor Burung Merak berada dalam satu kandang tengah memamah
jagung-jagung yang diberikan penjaga kandang, salah satu Merak duduk diam
berada di kandang yang berbeda. Merak yang menyendiri itu terlihat lesu seperti
tak memiliki keinginan untuk hidup. Setiap kandang disesuaikan dengan hewan
yang tinggal di dalamnya. Seorang petugas menyirami kandang berisi dua ekor
burung rangkong, sesekali ia menyiramkan air ke arah salah satu rangkong yang
melebarkan sayapnya.
Jagung-jagung dan puluhan semangka di atas gerobak dorong
siap untuk dikupas dan dipotong-potong. Seorang Petugas memakai celemek plastik
berwarna putih, sembari memotong-motong pepaya untuk diberikan kepada
satwa-satwa di kandang transit tersebut.
Selain hewan-hewan tersebut juga ada satwa lain yang
menghuni kandang transit tersebut. kura-kura, elang, owa, dan dua ekor anak beruang
madu. Awalnya mereka tinggal bersama manusia, baik ditangkap sendiri atau
didapatkan melalui penjualan secara ilegal. Kebanyakan pemelihara tidak
menyadari apakah satwa tersebut boleh dipelihara atau tidak. Ketika mereka
mengetahuinya, dengan sukarela mereka menyerahkan satwa untuk diajarkan hidup
di alam sebelum dilepas agar benar-benar bebas di habitatnya.
Lalu apakah boleh memelihara satwa tersebut? Jawabannya tidak
kawan. Sekali lagi tidak boleh. Apa pun alasannya. Menurut UU Nomor 5 Tahun
1990, setiap orang dilarang untuk menangkap, melukai, membunuh, menyimpan,
memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi
dalam keadaan hidup. Oleh karena itu terdapat sanksi pidana bagi orang yang
sengaja melakukan pelanggaran terhadap UU tersebut dengan pidana penjara paling
lama lima tahun dan dendan paling banyak Rp. 100 juta.
Kendati demikian, BBKSDA hanya memberikan sanksi kepada para
pemburu. Kebanyakan kasus pemeliharaan satwa dilindungi berakhir damai, jika
pemelihara memberikannya secara suka rela kepada pemerintah.
Lalu siapa yang boleh memelihara satwa yang dilindungi. Yang
boleh hanyalah badan hukum yang telah mendapatkan izin dari kementerian LHK
seperti taman satwa, kebun binatang atau lembaga konservasi.
Terkadang juga menjadi permasalahan jika satwa telah
terbiasa hidup bersama manusia. Ketika di kandang transit, tak jarang
satwa-satwa tersebut stres, lebih banyak diam dan tidak nafsu makan. Seperti merak
yang kuceritakan sebelumnya kawan, mungkin ia stres terpisah dari tuannya. Hanya
ayam-ayam di sana yang terlihat berbahagia mematuki biji jagung yang berserakan
di sekitar kandang merak.
Burung elang berukuran besar, menatapku lesu dari dalam
kandang. Ia tak tertarik pada apa pun di sekitarnya. Bahkan ia juga enggan
menatap kura-kura yang tinggal bersebelahan kandang dengannya. Mungkin dia juga
stres.
Di kandang transit ini, satwa juga mendapatkan pelayanan
kesehatan dari dokter hewan. Diberi makan sesuai dengan makanan mereka di
habitatnya. Mungkin mereka terbiasa makan makanan manusia, jadi ketika diberi
makanan asli mereka, maka sedikit terkejut. Untung tak terheran-heran.
Sunarko, Petugas Kandang menyebutkan, hewan-hewan tersebut
akan dilepaskan jika dirasa telah layak untuk bisa hidup di habitatnya. “Waktu
pelepasannya tidak bisa ditentukan, kadang butuh waktu yang lama juga,”
ungkapnya.
Penting bagi kita untuk mengetahui satwa-satwa apa saja yang
tidak boleh dipelihara. Semenggemaskan apa pun mereka. Tetap saja, mereka lebih
baik tinggal di habitatnya. Jangan karena keegoisan kita, makhluk lain menjadi
korban.
Benar, aku jg lebih setuju semenggemaskan apapun satwa memang bagusnya hidup di alam, bkn di kandang. Apalagi bt pajangan sendiri di rumah, jangan deh. Kasian. Minimal kebun binatang yg memang punya standart perawatan.
ReplyDeleteIya bener. Jangankan kita org biasa. Kbun binatang aja kdg ad yg tak terurus
DeleteAku lebih suka melihat binatang2 di alam bebas daripada di kandang. Kasihan, ruang gerak mereka jadi terbatas.
ReplyDeleteIya dia bisa terbang bebas. Malah kram syap2nya, kram juga tulang2nya
DeleteIya nih. Aku aja suka nggak tega lihat satwa jenis apa pun yang dikandangin. Aku malah bayangin, seandainya aku yang dikekang di satu tempat aja pasti berasa nggak bebas banget.
ReplyDeleteBner bgt. Mngurung diri di kamar aja bosan nya mnta ampun. Apallagi di kandang yg ukurannya g sbrapa
DeleteSetuju. Sebaiknya hewan memang hidup di habitatnya. Di kebun binatang yang dikelola resmi aja kadang-kadang ada yang kondisinya mengenaskan. Apalagi kalau dipelihara perorangan
ReplyDeleteIya. Dia ikut makan apa yg kita makan. Mungkin mreka juga udah lupa mkanan yg sharusnya mreka makan
DeleteTapi masih banyak juga ya yang pelihara satwa yang dilindungi.. pdhl mending mereka bebas di alam meskipun jadi terancam dimangsa predator. .
ReplyDeleteManusia itu predator sesungguhnya wkwkwk
DeleteSaya sebenarnya juga gak terlalu setuju dengan konsep kebun binatang. Buat saya itu semacam penjara, habya saja ukurannya sesikit lebih besar. Memang lebih baik hewan-hewan yang ada itu dilepas ke habitatnya
ReplyDeleteSetuju. Kadang suka sedih klo liat satwa yg lemes aja bwaannya klo di kbun binatang
DeleteUdah ada patung hukumnya tapi tetep masih ada aja yang melihara satwa yang dilindungi ya mba.. Semogaa pelaku cepat sadar.. Aku pun lebih suka satwa di alamnya.. Kadang manusia juga yang bikin alam jadi gak nyaman lagi untuk satwa-satwa itu..
ReplyDeleteAmin. Kesian mereka. Semua dijarah sma mnusia
DeleteSetiap lihat hewan peliharaan yang dikandangi seperti burung, kelinci, anjing, dan lain-lain itu kok ya saya jadi mikir, seandainya kita manusia yang dibatasi ruang geraknya seperti itu gimana???? huuhuuhuuu sedih liatnya
ReplyDeleteHuhuhu gak ngebayangin deh mbak. Ngurung diri aja bosan apalagi dikurungin
DeleteIya memang seru punya peliharaan hewan langka tapi kasihan ya kalau kita kerangkeng, dikembalikan saja ke habitatnya
ReplyDelete.
Bener banget. Biarkan dia bebas dan berkembang biak
Deletemudah2an satwa2 langka bisa dikembalikan ke alam liar supaya tetap lestari ..
ReplyDeleteini di BKSDA mana mbak?
Aamiin. Itu di pekanbaru mbak
DeleteSetuju Mba.
ReplyDeleteKadang yang kandangin hewan-hewan seperti itu bukan karena menganggap hewannya gemes deh. Lebih ke koleksi sepertinya.
Demi koleksi semata. Sungguh jahat manusia
DeleteSedih melihat hewan dikandangi sampai semanngat hidupnya terenggut. Mau dilepas pun butuh waktu Dan penyesuaian lagi
ReplyDeleteIya kadang satwa juga lupa gimana cranya hidup di hutan lagi
Delete"Semenggemaskan apa pun mereka, tetap saja, mereka lebih baik tinggal di habitatnya" Couldn't agree more with this mbak.. Biarkan satwa langka itu tinggal di habitatnya. Sedih banget sik melihat mereka dikandangi begitu hanya karena alasan suka, cuteness, or something. Kadang manusia ini kejam.. hiks
ReplyDeleteGak kadang lagi mbak. Memang nyatanya demikian. Meskipun aku juga manusia tapi aku sedih melihat tingkah manusia
DeleteIyaaa sedih deh kalau ada satwa yang seharusnya habitatnya di alam liar dikandangin gtu. Emang gk boleh ya mbak. Ini jg harus diajarkan ke anak2 kita bahwa hal kyk gtu jdnya merusak ekosistem fauna.
ReplyDeleteIya mbak. Kita hrus ksih tau org trdekat kita dulu dan ngajarin ke mereka agar gak mlakukan hal yh menyakiti satwa
Deletesedih ya kalau melihat hewan-hewan ini gabisa lagi hidup di alam bebas
ReplyDeleteIya mbak. Kita aja klo dikekang rasanya pngen berontak
Deletehewan apapun itu, sudah seharusnya diberikan tempat yg layak utk mereka
ReplyDelete