Di masa pandemi ini semuanya serba online, mulai dari
sekolah online, kuliah online, tes online, dan online-online lainnya, termasuk
salah satunya adalah kursus online. Lalu muncul pertanyaan, kursus online apkah
efektif? Baiklah, aku akan bahas hal ini berdasarkan pengalaman pribadi dengan
pertimbangan dari berbagai sisi.
Untuk menjawab kursus online apakah efektif, ada banyak sisi
yang harus dilihat. Aku sendiri mengikuti kursus online bahasa inggris,
tepatnya belajar tentang soal-soal structure untuk tes TOEFL. Ya, aku mengakui
jika nilai TOEFL ku sangat jeblok di bagian structure.
Kursus online itu ada sisi positif dan negatifnya. Sisi positif,
yaitu biaya yang murah, dan fleksibel. Kita akan bahas satu per satu. Tentunya pembahasan
ini merujuk dari kursus ku terkait structure untuk TOEFL.
Baca Juga: Cara Tes TOEFL di Pekanbaru
Nah di tempat aku kursus ini menawarkan pembelajaran selama
lima hari dalam satu minggu, Hari Sabtu dan Ahad libur, selama 1 bulan, dengan
biaya Rp200 ribu. Setiap hari pihak pengajar akan memberikan bahan berupa video
melalui Google Classroom. Peserta tinggal menonton dan mempelajarinya.
Masalah waktu sangat fleksibel, peserta diberi kebebasan
ingin belajar kapanpun dan dimana pun, tanpa ada paksaan. Jika ada pertanyaan
yang ingin ditanyakan ada group WhatsApp tersendiri untuk menanyakannya. Jadi penyedia
jasa hanya memberikan bahan untuk dipelajari dan siap untuk ditanyai.
Kendati demikian, para pengajar di kursus online tersebut
seolah-olah tidak peduli dengan kemajuan
para peserta kursus. Mau belajar atau tidak ya terserah, mereka hanya
memberikan bahan untuk dipelajari. Saat ditanya di dalam grup pun responsnya
cukup lama, pernah aku bertanya pagi, dan dijawab keesokan harinya. Tanya Google
ternyata lebih cepat.
Selanjutnya, untuk memutuskan mengikuti kursus online, kita
dituntut untuk konsisten, dan mengandalkan diri sendiri. Ini benar-benar berat,
karena tidak ada tekanan alias sangat fleksibel dan tidak ada yang menegur,
jadilah malas-malasan.
Seperti aku misalnya, belajar hari pertama sampai kelima
cukup lancar, tidak ada kendala. Tapi di hari selanjutnya muncul rasa malas,
dan suka menunda-nunda. Akhirnya banyak materi yang belum sempat kupelajari dan
menumpuk. Apakah saya dimarahi oleh pengajar? O tentu tidak. Aku tidak
menyelesaikan kursusnya, karena berpikir bisa aku bisa menyelesaikannya kapan
pun aku mau di masa yang akan datang. Meskipun demikian, aku tetap dapat
sertifikat.
Beberapa waktu kemudian, setelah mendapatkan sertifikat .
Aku berniat untuk membuka kembali materi-materi yang telah diberikan melalui
Google Classroom, dan tahukah Kamu, materi itu sudah hilang dan tidak bisa
diakses.
Awalnya aku pikir, materi yang diberi bisa diakses kapanpun
meskipun sudah selesai, justru malah sebaliknya. Kelas selesai, link menuju
materi tidak dapat diakses kembali. Aku juga mencoba menghubungi penyedia
kursus online, tapi tidak mendapatkan respons.
Aku tidak menyalahkan penyedia kursus online, tapi aku
menyalahkan diriku yang tidak konsisten, menunda-nunda pembelajaran,
bermalas-malasan, dan menggampangkan segalanya.
Andai waktu bisa diulang, aku tidak akan menunda-nunda
pembelajaran dan mengunduh semua materi pembelajaran, sehingga uang Rp200 ribu
yang tak seberapa bisa lebih bermanfaatkan dan tidak sia-sia.
Jadi kesimpulannya, kursus online apakah efektif? Bagi aku
tidak.
Namun menurutku, kursus online bisa menjadi efektif jika
kita bisa konsisten dan memilih kursus online secara selektif agar semuanya
berjalan dengan lancar dan hasil yang diinginkan bisa di dapatkan. Dari pengalamanku
tersebut, aku memperoleh pembelajaran, dalam memilih kelas online yang harus
dilakuan adalah:
1. Tanya dengan detail
Tanyakan kepada penyelenggara kursus online, berapa yang harus dibayarkan, seperti apa sistem pembelajarannya, kapan waktu pembelajaran, apakah materi bisa diunduh dan diakses kapan saja, serta apa hak dan kewajiban dari pengajar dan peserta. Semuanya harus jelas.
2. Konsisten
Pastikan Kamu bisa konsisten dalam mengikuti
kursus online. Jangan menggampangkan kursus online. Hal ini benar-benar bisa
menjebak Kamu dalam lubang kesia-siaan. Jangan menunda-nunda tugas dan pembelajaran.
Sekian beberapa pengalamanku saat kursus online, semoga sobat
pembaca bisa belajar dari kegagalan orang lain. Kamu tidak harus gagal dulu
untuk mendapatkan pengalaman, karena kegagalan orang lain juga bisa dijadikan guru terbaik.
0 komentar: