Saturday, January 7, 2023

Wisata Ponorogo: Ngebel dengan Panorama Telaga yang Mempesona

Wisata Telaga Ngebel Ponorogo

Menutup tahun 2022 kali ini, aku berkesempatan untuk berkunjung Jawa Timur, tepatnya ke kampung bu lekku (tante) yang berada di Ponorogo. Di sini aku dan sepupuku Rani memutuskan untuk mengunjungi wisata Ngebel yang berada di Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Sebelumnya aku tidak ada rencana untuk pergi ke Desa Wisata Ngebel. Libur semester ini aku hanya berencana pergi ke Ponorogo kemudian bersama-sama dengan bu lek dan sepupuku berangkat ke Kota Malang.

Namun, karena bu lekku super sibuk jadi aku menghabiskan waktu cukup lama di Ponorogo sebelum benar-benar berangkat. Rani pun mengajakku untuk bersepeda motor ke Desa Wisata Ngebel yang terkenal dengan pesona wisata alam yang eksotis.

Perlu waktu sekitar 30 menit dari Kecamatan Jenangan menuju Desa Wisata Ngebel. Jalanan aspal yang panjang dan berliku serta panorama alam khas ketinggian sedikit mengingatkan ku dengan jalan menuju Tawangmangu, jalan menuju Sarangan, dan jalan menuju Sumatera Barat (Sumbar). Hanya saja sedikit lebih jelek.

Aku sangat menyarankan, khususnya bagi yang menyetir sepeda motor untuk mengenakan jaket. Meskipun waktu tempuhnya cukup dekat, tapi tetap saja mengegas sepeda motor menuju ketinggian pasti membuat kedinginan, belum lagi hujan yang bisa datang sewaktu-waktu.

Alangkah lebih baik jika ke Desa Wisata Ngebel mengenakan jaket dan menyediakan jas hujan di jok sepeda motor. Namun jika naik mobil ya sepertinya hal-hal tersebut bisa diabaikan.

Sebelum masuk ke Desa Wisata Ngebel kita melewati sebuah gapura yang dijaga oleh beberapa orang. Di sana kita membayar tiket masuk sebesar Rp15 ribu per orang.

Hamparan telaga dengan airnya yang jernih terlihat ketika kita memasuki wilayah Desa Wisata Ngebel. Airnya yang jernih memantulkan kilauan matahari. Saat melewati jalanan aspal di Desa Wisata Ngebel kita akan dimanjakan dengan hamparan telaga di salah satu sisi jalan.

Hembusan angin sepoi nan dingin menerpa wajah dan membuatku teringat akan selimut hangat di kamarku yang nyaman.

Di sepanjang jalan mengitari Telaga Ngebel ini ada banyak sekali tempat-tempat strategis yang bisa dipilih untuk menikmati keindahan Telaga Ngebel sembari berkumpul bersama keluarga dan orang terkasih, atau hanya sekadar melamun memikirkan masalah hidup.

Selain gazebo-gazoba yang mengarah ke Telaga Ngebel juga banyak yang menyediakan tikar untuk duduk lesehan.

Rani memilih memarkirkan sepeda motornya di lokasi yang paling ramai menjual makanan dan minuman. Tepatnya di depan sebuah gapura berbentuk wayang bertuliskan Telaga Desa Ngebel Ponorogo yang langsung mengarah ke telaga.

Wisata Telaga Ngebel Ponorogo

Setelah parkir, kami berjalan mencari tempat yang kosong. Yah, namanya juga datang di musim libur jadi saat itu meskipun hari Jumat, cukup banyak wisatawan yang datang ke sana. Tidak ada satu pun tempat kosong yang bisa kami temukan di sekitaran kami parkir.

"Mboten Pak  (tidak Pak)," kata Rani kepada seseorang yang menawarkan diri untuk mencarikan tempat duduk.

Setelah melihat kami yang kebingungan karena tak kunjung mendapatkan tempat, dengan senyumnya yang menyebalkan mas-mas yang tadi menanyai kami apakah kami benar-benar tidak memerlukan bantuan.

Akhirnya aku pun mengiyakan. Benar saja, tidak lama kemudian ia kembali datang membawa sebuah tikar yang muat diduduki oleh dua orang dan meletakkannya tepat menghadap ke telaga, lokasi paling strategis untuk duduk melamun.

Jujur saja, aku mengira kami harus membayar untuk jasa mencarikan tempat, ternyata tidak Kawan. Demi sopan santun, kami pun menanyakan, di kedai mana kami harus membeli makanan. Mas-mas tersebut menjawab di Kedai Bella.

Karena cuaca sedang mendung meskipun tidak hujan, ditambah semilir angin sejuk yang menerpa sepanjang perjalanan dan di sekitar telaga, kami pun membeli segelas cokelat hangat dan kopi hangat. Rasanya seperti Chocolatos dan Good Day Cappucino, terasa sangat manis karena cup-nya yang minimalis.

Wisata Telaga Ngebel Ponorogo

Selain itu kami juga memesan beberapa gorengan. Rani menyarankan untuk membeli nangka goreng. Aku merasa sangat aneh karena belum pernah mendengar atau pun melihat sebelumnya jika ada nangka yang digoreng. Karena tidak mau, Rani pun hanya memesan satu.

"Teng ngandap nggih Bu (Di depan ya bu)," kata Rani sembari menunjukkan posisi di mana kami duduk.

Saat makanan datang, Rani menawarkanku untuk mencoba nangka goreng. Katanya, salah satu makanan spesial dan khas di Telaga Ngebel adalah nangka gorengnya. Bentuk rupanya seperti pisang goreng yang digoreng dengan tepung, mungkin bisa dikatakan nangka goreng tepung, hanya saja tidak krispi.

Aku pun penasaran dan mencobanya, rasanya manis dan enak, dimakan saat masih panas membuat terasa lebih nikmat. Menyesal aku tidak memesan sebelumnya. Aku pun kembali memesan nangka goreng karena merasa separuhan dengan Rani masih kurang puas.

Selain menikmati pemandangan Telaga Ngebel, wisatawan Telaga Ngebel juga dapat menikmati wahana speedboat di sini dengan harga mulai Rp75 ribu hingga Rp 160 ribu.

Speedboat Wisata Telaga Ngebel Ponorogo

Puas memandangi telaga, kami pun mencari lokasi tepat untuk mengabadikan momen. O ya, kabarnya di Telaga Ngebel ada wisata tambahan yaitu air mancur menari, tapi hanya bisa dinikmati saat malam tiba. Sayang sekali kami di Telaga Ngebel hanya sampai sore hari.

Usai berfoto-foto, kami bersiap kembali pulang sebelum hujan turun, karena awan mendung menggantung cukup tebal menyiratkan hujan akan turun dengan lebatnya.

O ya, selain duduk lesehan juga banyak cafe dan restoran di sekitar  Telaga Ngebel. Ada banyak pilihan yang bisa diambil saat berkunjung ke sini, sediakan saja uang yang lebih banyak hahaha.

Untuk harga-harga di sekitar wisata Telaga Ngebel juga cukup terjangkau dan tidak jauh berbeda dengan harga di daerah non wisata. Kalau duduk nongkrong-nongkrong di tepi telaga sembari minum cokelat hangat dan gorengan Rp50 ribu pun masih sisa banyak.

Di perjalanan pulang Rani mengajakku menuju melihat jalanan cantik yang aku lupa mengarah ke mana. Pokoknya jalannya cukup sepi dan berkelok.

Sekitan ceritaku di Desa Wisata Ngebel. Besok-besok jalan ke mana lagi ya?

Wisata Telaga Ngebel


Previous Post
Next Post

0 komentar: