Thursday, March 30, 2023

Merasakan Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed Solo

 

Masjid Sheikh Zayed Kota Solo

Alhamdulillah, masih diberikan nikmat sehat dan berjumpa di Ramadan 1444 H/2023 M. Tahun ini aku melaksanakan Ramadan di Kota Solo, Jawa Tengah. 

Di tulisan ini, aku ingin membahas tentang pengalamanku pertama kali merasakan buka puasa di Masjid Sheikh Zayed Kota Solo, yang merupakan masjid terbesar di Jawa Tengah.

Sudah lama aku menantikan waktu yang tepat untuk bisa berkunjung ke Masjid Sheikh Zayed Kota Solo ini. Meskipun tinggal di Kota Solo, berulang kali melewati masjid ini, baik dari jalan raya maupun dari dalam kereta api, tetapi baru sekarang aku benar-benar menginjakkan kaki di masjid yang katanya replika dari Masjid Sheikh Zayed yang berada di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).

Pada bulan Ramadan, setiap harinya disediakan buka puasa gratis untuk masyarakat di Masjid Sheikh Zayed Solo. Aku pun menyempatkan diri untuk sekali saja berbuka di masjid tersebut.

Aku, Hebby, dan Diah berangkat ke Masjid Sheikh Zayed Solo untuk berbuka puasa bersama sekitar pukul empat sore. Kata Diah, pasti akan banyak yang berbuka di sana, sehingga harus datang lebih awal untuk bisa kebagian jatah makanan hahaha. 

Masjid Sheikh Zayed Kota Solo sendiri menyediakan 6 ribu makanan gratis setiap hari untuk masyarakat yang ingin berbuka di sini.

Kami berempat mengendarai sepeda motor, ketika sampai di sana, kami disambut hangat oleh Kang Parkir. Tapi kehadiran Kang Parkir ini tentu memberikan ketenangan agar tidak was-was kalau-kalau terjadi hal tidak diinginkan untuk kendaraan kita.

Biaya parkir di Masjid Sheikh Zayed Kota Solo ini adalah Rp3 ribu. Selain sepeda motor, aku melihat banyak sekali rombongan yang turut singgah ke masjid tersebut, tak hanya naik mobil, banyak bus pariwisata turut parkir tak jauh dari tempat kami memarkirkan kendaraan.

Ketika kami melewati gerbang, ada tiga gate pemeriksaan untuk memeriksa orang-orang yang akan masuk ke area Masjid Sheikh Zayed Kota Solo. Pemeriksaan hampir mirip seperti saat kita masuk ke bandara, barang-barang dan tas dicek dengan alat dan kita melalui gerbang pemeriksaan. Untung saja tidak ada yang berbunyi.

Melewati jalur pemeriksaan

Saat kami masuk, petugas yang berjaga mengatakan tempat untuk berbuka bagi perempuan berada di selasar kanan dan untuk laki-laki di selasar kiri.

Ada banyak sekali masyarakat yang datang sore itu, rintik hujan tak meredakan semangat untuk bisa hadir baik untuk berbuka atau berswafoto mengagumi kemegahan masjid ini.

Kami bertiga menunggu waktu untuk  mengantre tiba. Kata Diah lagi, kita tidak akan makan di masjid, tetapi di tenda-tenda yang sudah disiapkan. Ia sangat mengetahui tata cara buka puasa di sini karena sebelumnya sudah searching melalui media sosial.

Di selasar kanan terdapat tenda memanjang dan tertutup, di dalamnya disediakan pendingin yang disiapkan sedemikian rupa agar masyarakat tidak kepanasan.

Sementara itu, di lantai dipasang karpet berwarna abu-abu, ada setidaknya tiga deretan panjang berisi paketan nasi dan lauk pauknya, teh botolan, dan air mineral ukuran kecil, tak lupa piring-piring kertas berisi kurma.

Buka bersama di Masjid Sheikh Zayed Solo

Para relawan mengarahkan pengunjung yang ingin berbuka, untuk mengisi terlebih dahulu tempat yang paling ujung agar tidak ada sela yang kosong.

Setelah semua orang duduk dengna rapi di hadapan makanan masing-masing, dimulailah ceramah. Aku yang berada di bagian ujung kurang mendengar apa yang disampaikan, jadilah kami saling mengobrol menunggu azan maghrib tiba.

Menu makanan berat di Masjid Sheikh Zayed Solo

Salat Maghrib di Masjid Sheikh Zayed Kota Solo

Usai menghabiskan menu buka puasa saat itu, kami segera beranjak dan menuju masjid untuk salat berjamaah. Naas, kami meletakkan sendal di dekat tiang masuk tenda, yang kini telah penuh dengan tumpukan sampah. Alhasil, kami mencari-cari sendal di antara sampah-sampah, persis seperti pemulung.

Untung saja, sendal cepat ketemu. Sebagai pelajaran ke depannya, jangan letakkan sendal dekat dengan tiang tenda saat berbuka puasa di sini.

Jemaah salat mahgrib sangat ramai di hari itu, aku beruntung berhasil menjaga wudhuku sejak salat asar sebelumnya. Karena kulihat, antrean panjang mengular di tempat wudhu saking banyaknya manusia yang hendak salat maghrib.

Kami salat di teras masjid karena situasi sangat penuh.

sesudah salat maghrib

Salat Isya dan Tarawih di Masjid Sheikh Zayed Kota Solo.

Usai salat maghrib, kami duduk-duduk sebentar di teras masjid. Kemudian Hebby mengajakku untuk pindah ke tempat yang lebih nyaman, tepatnya tempat salat khusus untuk perempuan. Berada di lantai paling atas.

Sebenarnya ada lift untuk bisa ke atas dengan mudah, tetapi lift hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang lebih memerlukan seperti lansia dan difabel.

Kami pun menaiki tangga sambil ngos-ngosan untuk sampai ke tangga yang paling atas. Sebelum naik tangga, kami kembali diperiksa oleh petugas, entah apa yang diperiksa, barangkali mereka takut jika kami membawa semacam bom bunuh diri di badan kami.

Tangga menuju lantai atas

Sembari menunggu waktu isya tiba, aku melihat orang-orang bertadarus atau mengaji, salat qobliyah, dan ada juga yang mmenggibah

salat di Masjid Sheikh Zayed Solo

Istimewanya salat tarawih di Masjid Sheikh Zayed Kota Solo ini salah satunya yaitu, diimami langsung oleh imam dari UEA. Kapan lagi coba, bisa diimami langsung oleh imam besar dari UEA, kesempatan yang sangat langka.

Salat tarawih di Masjid Sheikh Zayed Kota Solo tentu saja sebanyak 23 rakaat termasuk dengan salat witir. Bacaannya jangan heran jika panjang-panjang. Tetapi jangan khawatir, suara imam sangat merdu dan menyejukkan hati.

Sejarah Masjid Sheikh Zayed Kota Solo

Masjid Sheikh Zayed Kota Solo merupakan replika dari Sheikh Zayed Grand Mosque yang berada di Abu Dhabi, UEA. Masjid ini adalah hibah dari putra mahkota UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sebagai tanda persahabatan.

Masjid Sheikh Zayed Solo

Masjid Sheikh Zayed Kota Solo berada di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Gilingan Kecamatan Banjarsari, Surakarta. Masjid ini kini telah menjadi wisata religi bagi masyarakat, terlebih masjid bergaya timur tengah tersebut merupakan masjid terbesar di Provinsi Jawa Tengah  yang dibangun di atas lahan dengan luar 26.581 meter persegi.

Bahkan, luas bangunan masjid sendiri yaitu 7.814 meter persegi. Bangunan ini pun mampu menampung 10 ribu jemaah.

Masjid Sheikh Zayed Kota Solo tersebut diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo dan Presiden UEA Mohamed Vin Zayed Al Nahyan pada 14 November 2022 dan dibuka untuk umum pada 1 Maret 2023.

Kendati replika dari Sheikh Zayed Grand Mosque yang kental dengan budaya timur tengahnya, masih ada sentuhan lokal yang disematkan di masjid ini. Seperti pelataran serambi yang diukir dengan motif batik kawung.

Pesona batik juga terlihat dari karpet yang digunakan di lantai utama masjid. Selain itu, masjid ini memiliki empat menara dengan tinggi 75 meter serta kubah besar setinggi 65 meter.

Motif batik pada karpet Masjid Sheikh Zayed Solo

Pantas saja, Masjid Sheikh Zayed ini disebut-sebut wisata religi baru yang dimiliki oleh Kota Solo. Jika datang berkunjung ke Solo, jangan lupa untuk singgah ke masjid ini yaa.

Jamet Solo Pride

Jamet Solo Pride



Previous Post
Next Post

0 komentar: