Wednesday, July 14, 2021

Resensi Novel: Nibiru dan Kesatria Atlantis


Nibiru dan Kesatria Atlantis

Judul Buku      : Nibiru dan Kesatria Atlantis 

Penulis             : Tasaro GK

Penerbit           : Tiga Serangkai

Tebal Buku      : 690 halaman

Cetakan           : Pertama, 2010

ISBN                 : 978 979 084 346 2

Sudah  lama aku tidak menulis resensi. Kali ini aku akan menulis resensi novel Nibiru  dan Kesatria Atlantis. Beberapa waktu  lalu, aku mampir ke Perpustakaan Kota Pekanbaru Jalan Soetomo. Saat melihat rak-rak buku barisan novel entah mengapa aku kepincut mengambil Nibiru dan Kesatria Atlantis ini.

Akhirnya, aku menghabiskan tiga hari untuk menyelesaikan novel setebal 690 halaman tersebut. Cukup efektif untuk menghemat kuota internet.

Nibiru dan Kesatria Atlantis adalah sebuah novel yang mengisahkan tentang seorang anak laki-laki berusia belasan tahun bernama Dhaca Suli. Ia tinggal di sebuah pulau bernama Pulau Kedhalu.

Di pulau ini terbagi menjadi dua wilayah yaitu Kedhalu Utara dan Kedhalu Selatan. Penduduk Pulau Kedhalu sebagian memiliki kekuatan super yang disebut dengan pughaba, sehingga mereka bisa menguasai kekuatan unsur alam, binatang, ruang dan waktu, ilmu menghilang, menyembuhkan luka, kekebalan, kekuasaan raksasa, dan pengendalian pikiran.

Cover Nibiru dan Kesatria Atlantis

Dhaca dikenalkan sebagai anak yang genius tapi malas luar biasa. Ia tiba-tiba menjadi bersemangat setelah mendapatkan visi tentang Nibiru, sang pembawa kiamat penguasa Atlantis yang diramalkan akan segera datang. Nibiru muncul setiap 5.013 tahun, kedatangannya mengancam kehidupan dunia. Meskipun terlihat mustahil, Dhaca bertekad untuk melawannya.

Untuk melatih pughaba-nya, Dhaca belajar di Bhepomany bersama dengan geng asal Kedhalu Selatan yang disebut Empat Keparat Kecil.

Kedhalu Utara dikenal dengan para cendekiawan, bangsawan yang penuh etika dan tata krama. Sedangkan Kedhalu Selatan sebaliknya, pekerja kasar, mengandalkan fisik dari pada pughaba. Perbandingan keduanya menjadi sangat kontras sekali dan acapkali orang-orang dari Kedhalu Selatan dipandang sebelah mata oleh orang-orang Kedhalu Utara.

Baca Juga:  Resensi Orang-Orang Biasa (Andrea Hirata)

Dalam petualangannya, Dhaca banyak berhadapan dengan orang-orang yang luar biasa dari Utara, ia belajar, berkelahi, dan berdebat, baik dengan penguasa wilayah, teman satu sekolah, hingga guru-gurunya. Banyak yang menyepelekan Dhaca Suli dan teman-temannya dari Selatan.

Kekuatan pughaba orang-orang Kedhalu sangat terkenal dan dicari-cari oleh benua-benua besar, salah satunya Atlantis yang dipimpin oleh Raja Tergog. Mereka ingin menciptakan angkatan perang berkemampuan pughaba. Namun, Kedhalu dilindungi  oleh selubung gaib yang membuat pulau ini tidak dapat di lihat dari luar.

Kendati demikian, selubung tersebut mulai melemah, dan saat itulah penjajah menemukan celah dan berhasil masuk ke Kedhalu, bagaimana rakyat Kedhalu mempertahankan wilayahnya, dan bagaimana mereka menghadapi kemunculan Nibiru. Tidak asik kalau aku menceritakannya di sini kawan.

Nibiru dan Kesatria Atlantis adalah novel yang sangat bagus menurutku. Penulisnya, Tasaro GK benar-benar menggambarkan berbagai hal dengan detil, sehingga membuat pembaca tenggelam dalam imajinasi dari tulisan-tulisannya.

Tasaro GK berhasil menciptakan dunia baru bagi pembaca, dunia yang belum pernah ada sebelumnya, seolah-olah terbentuk dari rangkaian kata-kata Nibiru dan Kesatria Atlantis.

Novel ini juga cocok dibaca dari berbagai kalangan usia, tak hanya anak-anak saja. Bukan berlebihan jika aku menganggap Nibiru dan Kesatria Atlantis adalah novel fantasi yang setara novel Harry Potter.

Seperti yang selalu kukatakan, menilai bagus tidaknya sebuah buku itu mudah, coba baca bab pertama, jika itu membuatmu tak berhanti membalikkan halaman setelahnya hingga sampai pada akhir cerita, yap buku itu bagus sekali.

Baca Juga: Resensi Arah Langkah (Fiersa Besari)

Di kisah ini, Tasaro juga menyajikan banyak plot twist yang tak diduga-duga, dan membuat pembaca mengernyitkan alis.

Hanya saja, beberapa kata-kata istilah, sapaan, menggunakan bahasa yang menurutku sulit untuk dibaca, seperti sanyipmany, nyedpanyu limippu, dan lain-lain. Mungkin ini bahasa Kedhalu, tapi tenang saja Tasaro juga menyelipkan arti dari kata-kata yang sulip diucapkan ini.

Selanjutnya adalah munculnya Nibiru, munculnya Raja Saternatez yang dinanti-nanti rakyat Kedhalu juga belum diceritakan secara gamblang. Apa yang akan dilakukan Nibiru setelahnya, apa yang akan Raja Saternatez lakukan, dan dimana petunya, bagaimana nasib warga Kedhalu setelah pengusiran penjajah dari Nyathemaythibh itu masih menjadi pertanyaan.

Meskipun demikian, Tasaro GK telah menyiapkan ending yang tentu saja tidak mengecewakan pembaca. Barangkali, Tasaro GK menyiapkan seri selanjutnya dari Nibiru dan Kesatria Atlantis. Kemarin, aku iseng-iseng mengirimkan dm kepada Tasaro dan menanyakan, adakah seri selanjutnya, dan dia menjawab “Iya, namun belum terbit”. Kita tunggu saja.

Nibiru dan Kesatria Atlantis, sangat aku rekomendasikan untuk bahan bacaan, selain menambah kosa kata baru, juga akan membawa kalian lari dari dunia nyata yang sangat melelahkan ini. Selamat membaca.

Previous Post
Next Post

0 komentar: