Friday, April 14, 2023

Buka Puasa Bersama di Masjid Abu Darda’ Pekanbaru

 

Masjid Abu Darda' Pekanbaru

Alhamdulillah, aku masih diberi kesempatan mengecap Ramadan 1444  H tahun 2023 ini. Ramadan selalu memiliki cerita menarik dan sulit untuk dilupakan. Kali ini, aku ingin berbagi pengalaman buka puasa bersama di Masjid Abu Darda’ Pekanbaru.

Masjid Abu Darda’ Pekanbaru adalah masjid berada  di Jalan Merak Sakti, Simpang Baru, Kecamatan, Tampan, Kota Pekanbaru, Riau.

Setiap tahunnya, di bulan Ramadan,  Masjid Abu Darda’Pekanbaru selalu mengadakan buka puasa bersama. Meskipun aku sudah cukup lama di Pekanbaru, aku baru pertama kali buka di masjid yang berada di Panam  ini.

Awalnya, aku dan teman-teman kos di Pekanbaru, Hida, Uli, Hawa, Rizka bingung ingin berbuka puasa apa di  hari itu. Hida pun mengusulkan untuk berbuka  puasa  bersama  di Masjid jami’  tersebut.

Hida yang sudah sering  berbuka di sana mengatakan, jika ingin ke  sana maka harus berpakaian yang sopan dan ia menganjurkan kami semua untuk memakai rok  dan berpakaian syar'i.

Kami berangkat hampir pukul 17.45 WIB. Maklum, buka puasa di Pekanbaru memang sekitar pukul 18.23 WIB.

Selain Aku,  Hida, Uli, Hawa,  dan Rizka turut menyertai juga adik Uli, Joko,  dan adik Rizka,  Akmal.

Lokasi kos kami  memang tidak jauh dari Masjid Abu Darda’, sekitar 5 menit sudah sampai di sana.

Masjid Abu Darda’ memiliki parkir terpisah untuk  laki-laki dan  perempuan. Kami pun berpisah laki-laki dan perempuan,  sejak masuk  lewat gerbang Abu Darda’.

Kami naik ke  lantai dua menggunakan eskalator yang sedikit banyak membantu agar kami tidak ngos-ngosan ketika naik tangga.

Ketika sampai di lantai dua,  sudah banyak akhwat yang berkumpul.  Di serambi  masjid, juga sudah  disusun minuman kemasan  gelas yang sudah diplot lima lima.

Usai dari eskalator, aku mengikuti Hida yang langsung mengambil teh yang sudah tersedia di dalam  gelas di atas meja.

Salah seorang panitia, atau koordinator bertanya kepada kami berapa jumlah kelompok kami. Karena kami ada lima  orang, itu adalah angka  yang cukup untuk 1 plot dan langsung dipersilahkan untuk duduk.

Jika kurang atau lebih juga langsung dipersilahkan masuk, bisa bergabung dengan plot yang kurang  dari lima  orang,  bisa juga membuat kelompok baru.

O ya, di sini tidak boleh mengambil gambar karena bisa kena tegur. Sebelumnya,  kami sempat ber-selfie,  tapi  salah seorang panitia menegur kami dan mengatakan jika dilarang berfoto  di  masjid dan meminta untuk  menghapus foto tersebut.

Kami duduk melingkar, di  tengah-tengah kami ada air mineral kemasan gelas dan teh di gelas yang kami ambil sebelumnya. Beberapa panitia mulai membbagikan takjil di dalam piring. Setiap kelompok mendapatkan satu piring takjil berisi gorengan dan kurma.

Setelah azan berkumandang, kami pun berbuka. Aku dan Hida membawa es teh jumbo yang sudah kami beli di pinggir jalan saat berangkat.

Usai menikmati takjil, orang-orang mulai beranjak mengambil air wudhu dan salat mahgrib berjamaah. Setelah salat maghrib,  kami kembali  ke tempat kami  sebelumnya sambil menunggu makanan berat datang.

Baca juga: Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed Solo

Berbeda dari sebelumnya, yang tiap plot  hanya berisi  lima orang, kini tiap plot harus penuh enam orang. Jika belum  pas, maka tidak diprioritaskan.

Makanan berat di  Masjid Abu Darda’  disajikan dengan talam, di atasnya terdapat nasi yang sudah dicetak dengan mangkuk sejumlah enam. Kemudian, terdapat sayur-sayuran  dan kerupuk sambal, pada saat itu menu utama buka puasa adalah rendang daging. Kasihan sekali Rizka karena tidak bisa makan daging sapi.

Bagi yang  merasa kurang,  juga boleh nambah jika  sudah habis. Uli dan Hawa rela berjalan ke meja panitia untuk  tambahan nasi dan rendang.  Masyaallah nikmat sekali.

Alhamdulillah, hari itu kami bisa berbuka puasa dengan nikmat. Barakallah untuk orang yang berbagi  buka  puasa di bulan Ramadan yang penuh berkah ini.

Previous Post
Next Post

0 komentar: